Monday, September 22, 2008

Gadis Suci dan Puisi

Untuk Religia

Aku diam
jendela biru terbuka
kulihat awan putih menari
burung bernyanyi di sebalik daun
dan seorang gadis suci termenung
"Aku ingin menulis puisi," bisiknya.

Kuambil segelas rindu dari hatiku
lalu kutuangkan di atas kertas
"Kertas ini basah," katanya
dan jari-jarinya memain-mainkan pena

Ia keluar ke balkon memungut debu,
daun kering yang baru saja jatuh dari tangkainya,
ia sisipkan suara burung, dan bertanya
"Di mana kita temukan hujan?"

Di sini tidak ada hujan, jawabku.

Ia ingin menulis puisi tentang hujan,
tapi di negeri debu ini hanya ada kabut.
Ia pun mengajak segala semesta
berkejaran di dalam kata.

Purwokerto, tempat lahirku, tulisnya
Aku mengingat Indonesia dan hujan pun
tak berani reda dari bola mataku.

Kairo, Senin, 1:09, 22 September 2008

No comments: