siwalan dan celurit yang dihadiahkan
Madura padaku adalah penggalan
sukma yang terus menari dalam angan
Madura
kaulah yang mengajarkan aku
bercengkrama di atas batu cadas
menggalah matahari memerah
mengasah jiwaku
agar tak meneteskan air mata
ketika panen tembakau
pasrah menyerah
sementara garammu memutih
menunggu pulang nurani
anak bangsa yang pergi
Madura
kau hiasi aku dengan hurup hijaiyah
yang kau tuliskan ketika malam mengeram
dan sepenuh hati paling ikhlas kau relakan ayah
menantang carok pada badai nasib menghujam
Madura
Serasa tak akan pernah kumampu
Membuat sebarang puisi
Sekedar mengenang tulus cintamu
13052005
1 comment:
Baca ini, mata saya seperti berair. Hidung panas.... :) Nice, very nice poem
Post a Comment